Detail Open Data

Kejadian Bencana Alam di Kabupaten Magelang Tahun 2020

Kamis, 31 Maret 2022

“Bencana alam tercatat sebanyak 480 kejadian di Kabupaten Magelang sepanjang tahun 2020”


Bencana adalah peristiwa atau rangkaian peristiwa yang mengancam dan mengganggu kehidupan dan penghidupan masyarakat yang disebabkan, baik oleh faktor alam dan/atau faktor nonalam maupun faktor manusia sehingga mengakibatkan timbulnya korban jiwa manusia, kerusakan lingkungan, kerugian harta benda, dan dampak psikologis.Definisi tersebut menyebutkan bahwa bencana disebabkan oleh faktor alam, non alam, dan manusia. Oleh karena itu, Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tersebut juga mendefinisikan mengenai bencana alam, bencana non alam, dan bencana sosial.

Bencana alam merupakan bencana yang diakibatkan oleh peristiwa atau serangkaian peristiwa yang disebabkan oleh alam antara lain berupa gempa bumi, tsunami, gunung meletus, banjir, kekeringan, angin topan, dan tanah longsor. Kejadian bencana alam yang sering terjadi di Kabupaten Magelang meliputi tanah longsor, cuaca ekstrim, kebakaran, gunung meletus, kekeringan, angina kencang dan banjir.

Selama Januari - Desember 2020, telah terjadi 480 kejadian bencana yang menyebabkan kerusakan materiil diantaranya sebanyak 435 unit rumah dan 5 kios rusak. Pada akhir tahun 2020, kejadian bencana hidrometeorologi mendominasi bencana di Kabupaten Magelang. Lebih dari 77% kejadian bencana yang terjadi merupakan bencana hidrometeorologi. Masing-masing tanah longsor 55%, angin kencang 21%, dan banjir 1%.  


Dari grafik diatas menggambarkan jumlah kejadian bencana lama di Kabupaten Magelang selama tahun 2020. Bencana tanah longsor menjadi bencana yang paling sering terjadi dengan jumlah 264 kejadian, disusul angin kencang sebanyak 105 kejadian dan banjir terjadi sebanyak 3 kali. Kejadian bencana hidrometeorologi ini terjadi hampir di seluruh kecamatan di Kabupaten Magelang, dikarenakan Kabupaten Magelang memiliki musim penghujan yang lebih lama ditambah lagi dengan adanya fenomena La Nina di akhir tahun yang dapat meningkatkan akumulasi curah hujan yang dapat memicu terjadinya bencana hidrometeorologi menjadi semakin sering terjadi.

Menurut BMKG, musim hujan tahun 2020/2021 diwarnai oleh fenomena iklim global La Nina yang terjadi sejak awal Oktober 2020 dan diperkirakan berlangsung hingga April 2021 dengan intensitas La Nina lemah hingga moderat. Terkait dengan hal itu, diperkirakan Kabupaten Magelang akan mengalami curah hujan di atas normal pada musim hujan 2020/2021. Fenomena La Nina dapat menimbulkan dampak terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, dan angin puting beliung.

Hal yang menjadi faktor penyebab lain adalah topografi wilayah Kabupaten Magelang yang beragam. Secara umum Kabupaten Magelang memiliki Topografi datar 8.599 Ha, bergelombang 44.784 Ha, curam 41.037 Ha dan sangat curam 14.155 Ha. Terletak di ketinggian antara 200 – 1300 mdpl dengan ketinggian rata-rata 360 mdpl. Morfologi berbentuk basin (cekungan) yang dikelilingi 5 gunung (Merapi, Merbabu, Andong, Telomoyo, dan Sumbing) dan 1 pegunungan yakni Pegunungan Menoreh memanjang dari selatan (Kecamatan Borobudur) hingga barat daya (Kecamatan Salaman) wilayah. Kondisi demikian memicu banyaknya kejadian tanah longsor di Kabupaten Magelang.

 

Sumber : BPBD