Detail Open Data

Kemiskinan Kabupaten Magelang Tahun 2021, naik 0,64 persen dari tahun sebelumnya

Kamis, 31 Maret 2022

Masalah kemiskinan memang telah lama ada sejak dahulu. Kemiskinan merupakan keadaan dimana terjadi ketidakmampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti makanan, pakaian, tempat berlindung, pendidikan, dan kesehatan. Jumlah kemiskinan di Kabupaten Magelang dalam tiga tahun terakhir cenderung mengalami kenaikan. Hal ini tidak terlepas adanya pengaruh pandemi covid 19 yang mewabah sehingga telah menghambat kegiatan perekonomian dan dampaknya terhadap tingkat kesejahteraan sosial semakin dirasakan oleh masyarakat.

Pada tahun 2021 berdasarkan data BPS, jumlah penduduk miskin sebanyak 154,91 ribu orang (11,91 persen) atau bertambah sekitar 8,57 ribu orang dari tahun 2020 yang tercatat sebanyak 146,34 ribu jiwa (11,27 persen). Secara umum, persentase kemiskinan di Kabupaten Magelang mengalami fluktuasi dengan tren menurun sampai pada tahun 2019. Namum kenaikan persentase kemiskinan terjadi pada tahun 2020 dan 2021.

 

Selama empat tahun terakhir, persentase penduduk miskin Kabupaten Magelang selalu lebih rendah dibandingkan rata-rata penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah, kondisi yang berbeda terjadi pada tahun 2021. Persentase penduduk miskin Kabupaten Magelang pada tahun 2021 lebih tinggi dibandingkan rata-rata penduduk miskin Provinsi Jawa Tengah dengan selisih sebesar 0,12 persen. Pada tahun 2021, persentase kemiskinan di Jawa Tengah berada pada angka 11,79%, sementara di Kabupaten Magelang sebesar 11,91%.


Dengan meningkatnya tingkat kemiskinan di Kabupaten Magelang ini diperlukan strategi penanggulangan kemiskinan. Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 15 Tahun 2010 tentang Percepatan Penurunan Angka Kemiskinan, terdapat 4 (empat) strategi yang dilaksanakan dalam penanggulangan kemiskinan, yaitu mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin; meningkatkan pendapatan masyarakat; mengembangkan dan menjamin keberlanjutan Usaha Mikro dan Kecil; serta mensinergikan kebijakan dan program penanggulangan kemiskinan.

 

Sumber : BPS